Sabtu, 01 Oktober 2011

Tanpa Sadar, Aku Sudah Begini

Masih terngiang di telingaku suara tawa dari anak-anak yang sedang bermain-main. Gelak tawa yang kerap diwarnai dengan tangis kemarahan atau ketakutan. Teriakan-teriakan bahagia ataupun teriakan yang tak jelas maksudnya. Yah begitulah anak-anak, penuh warna.

(anwariksono.com)

Pelan-pelan dalam tulisan ini aku menyadari diriku sudah terperangkap dalam tubuhku yang dewasa ini. Meninggalkan suara-suara riang dalam tiap permainan yang kulakukan saat diriku masih menjadi anak-anak. Sudah tak terlantunkan lagi suara tangisan dan rengekan pada papa dan mama karena ingin dibelikan sesuatu. Dan sudah tak ada lagi permainan-permainan tradisional yang dulu sering kumainkan selepas sekolah.
Indah memang masa-masa saat masih berstatus anak-anak. Berangkat sekolah dengan menenteng tas ransel kecil dipunggung sembari tangan memegang botol minum. Dihiasi dengan celana pendek dan topi sekolah yang berwarna cerah, aku menuntut ilmu yang saat ini kuanggap remeh. Padahal dengan ilmu yang remeh itu, aku dapat bertahan dalam kerasnya dunia orang-orang dewasa. Suara ibu guru yang lantang dalam menjelaskan tiap huruf-huruf di papan tulis senantiasa terdengar dari telinga kecilku saat itu. Diiringi dengan sorot mata yang tak lepas dari penjelasan ibu guru saat sekolah. Dengan ketidaktahuan atas yang dijelaskan oleh ibu guru hingga saat ini aku mengetahui tiap-tiap karakter huruf itu.

Perlahan, tubuh anak-anak itu meninggalkanku. Suara gelak tawa dalam permainan anak-anak yang biasa terdengar, mulai pudar tak terdengar. Kesibukan dalam mencari ilmu demi menyambut tubuh dewasa membuatku terlena bahwa tubuh anak-anakku telah tertinggal kebelakang. Sorot mata tajam dalam memperhatikan tiap huruf yang dijelaskan oleh ibu guru berubah menjadi sorot mata yang tajam yang memperhatikan tentang kimia dan biologi. Pikiran yang senantiasa kugunakan untuk memikirkan mainan dan mainan sekarang berubah menjadi pikiran politik dan ekonomi.

Yah sudahlah.. Biarlah jadi sejarah, meskipun masa anak-anak tidak akan lagi dipelajari dalam pelajaran sejarah di kelas. Masa itu hanya akan menjadi sejarah untuk diri sendiri saja. Dengan bekal masa anak-anak itu, semoga aku dapat menjadi manusia dewasa yang berguna untuk orang lain.


*Jangan pernah lupakan sejarah diri anda, tapi jadikan sejarah diri anda sebagai bekal paling berharga dalam hidup anda

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes